Suara denting piano menghiasi ruangan yang sepi itu. Jari-jari itu piawai sekali dalam memainkan tuts demi tuts piano. Lalu seorang gadis kecil bertanya "Kak Melody pandai banget ya? Luna pengen sekali seperti kakak, memainkan piano sampai keliling dunia. Asyik banget ya kak!"senyumnya begitu polos layaknya boneka.
Lalu kakaknya pun tersenyum lembut dan membalas ucapan adiknya itu ''Luna pasti bisa, asalkan Luna belajar yang rajin ya", lalu kembali memainkan piano tersebut.
"Tapi kakak janji ya jangan tinggalin Luna" rengek adiknya.
"Kok Luna ngomongnya gitu" lalu berhenti dari permainannya. Dia merasa ada yang tidak wajar atas adiknya itu.
"Pokoknya, Luna takut. Luna ga mau kehilangan kakak. Luna sayang kakak." tetap bersikeras.
"Coba jelasin sama kakak, kenapa Luna bisa ngomong begitu"
"Pokoknya kakak janji dulu"
"Iya kakak janji" sambil mengacungkan jari kelingkingnya.
Luna membalas, lalu mengaitkan jari kelingkingnya. "Kemarin itu Luna dengar dari Papa sama Mama kalau kakak mau konser ke Perancis"
"Trus kenapa Luna? Bukankah gak sekali ini kakak pergi ke sana" lalu mengambil sesuatu dari kotak kecil berwarna biru muda.
"Luna merasa kalau kakak akan pergi jauh, Luna takut gak bisa ketemu kakak lagi"
"Husss... Luna gak boleh ngomong kaya gitu. Kakak gak akan ninggalin Luna kok. Kakak akan selalu bersama Luna. Luna percaya kan sama kakak?" ucap kakaknya. Kemudian menitikkan air mata ketika membaca secarik kertas yang dia ambil dari kotak kecil tersebut.
"Lho, kakak kok nangis? Luna minta maaf deh kalau Luna punya salah" dia merasa sedih apabila melihat kakak kesayangannya itu menangis.
"LUNA, Pecaya kan sama kakak, kakak ga akan ninggalin Luna" entah mengapa tiba-tiba dia merasa kalau ada sebuah jarum yang tembus di hatinya, meski kecil namun itu membawa pengaruh yang besar. Dia merasa bahwa sebentar lagi...
"Iya, Luna percaya. Kakak kan sayang banget sama Luna" Luna tersenyum, dia merasa berhasil meredakan tangisan kakaknya itu, merasa bahwa dia lah yang membuat kakaknya menangis atas pertanyaan-pertanyaannya itu.
"Terima kasih, Luna udah mau percaya sama kakak. Kakak mau latihan dulu ya, Luna main aja di taman belakang. Vano nungguin kamu tuh" sambil melirik ke arah taman, melihat seorang anak laki-laki duduk di kursi sendirian, terlihat seperti sedang menunggu seseorang.
BERSAMBUNG!!!!.......
Kamis, 21 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
WOHOHO.. BERSAMBUNG DULU SEMENTARA,,,
BalasHapus